Saya menggunakan motor ini setiap hari selama 60km per harinya untuk pergi-pulang sekolah (Depok-Bogor)...
Keiritan tetap nomor satu, tarikan mantap saat berakselerasi di gigi 2 (>30km/jam), suara super halus karena filter udaranya....apa tuh, lupa, hehe..pokoknya jenis filter udaranya yang pertamakali diaplikasikan di motor bebek, jadi kadang suaranya bisa sehalus suara mobil..huahua..
Saya pacu sampai 80-85km/jam, posisi "badan tegap" masi bisa dicapai (kondisi densitas udara tinggi, sehabis hujan pada range altitude 200-1500 kaki diatas permukaan laut, beban bagasi 100kpj, hhe...
Saya sudah bawa turing ke puncak lewat kampung. Saran saya, ambil ancang-ancang rpm tinggi sebelum menghadapi tanjakan terjal (± >50°) dengan gigi 2 atau jika jarak pacu kurang cukup, ambil rpm tinggi di gigi 1.
Motor ini emang torsi putaran bawahnya kecil, jadi jangan harap bawa boncengan di tanjakan 50°, hhe...
Rasio gigi 1 yang jauuuh, kelebihannya napas gigi 1 nya panjang, bisa sampe 35km/jam. Minusnya, susah nanjak, hehe..
Saya pake 120km 2.3 liter premium, kondisi jalan macet 30%.
Traksi ban bawaan kecil, gampang mleset, musti pinter mainin remnya, hehe.
Double disc brake "amat sangat" membantu;
Lampu cukup banyak (2 main headlight, 2 lampu senja, 2 lampu belakang, 2 deret lampu rem.) gak khawatir kalo putus.
Tempat duduk super nyaman, sayangnya keras (tapi gak kayak batu juga). Mungkin demi keselamatan biar pengemudi gak terlalu nyaman dan akhirnya tertidur saat mengendarai..huehue.
Desain sporty menurut saya (ini relatif), relatif gak bikin pegel buat perjalanan jauh (bandingin sama GL-PRO 160), enak diajak liak liuk (dengan jalan kering, ngeri ban kecil liak liuk pas jalan basah).
Tarikan halus (berkat pegas ganda pada plat kopling).
Udah itu aja, maaf kepanjangan :D